Ada yang tak biasa pada persaingan gelar juara dunia MotoGP musim ini.
Berita MotoGP - Ada yang tak biasa pada persaingan gelar juara dunia MotoGP musim ini. Empat rider yang bercokol di posisi teratas klasemen hanya terpaut 10 poin memasuki jedah musim panas kali ini. Inilah musim dimana tidak ada dominasi satu pabrikan, apalagi satu pembalap. Balapan menjadi lebih sulit ditebak.
Seperti yang sudah diprediksi sejak uji coba pra musim tahun ini, pertarungan ketat memperebutkan posisi puncak klasemen pembalap mulai mengerucut pada dua rider. Mereka adalah jagoan baru Yamaha Maverick Vinales dan juara dunia tiga kali Marc Marquez. Keduanya hanya terpaut empat poin dengan Marquez sebagai pemuncak.
SIMAK JUGA - Jadwal MotoGP 2017 Trans7 Lengkap
Letak janggalnya adalah, meski hanya berselisih tipis di puncak klasemen, keduanya tak pernah sekalipun terlibat duel satu lawan satu di trek. Sudah sembilan balapan berlangsung, hanya sekali keduanya terlibat senggolan.
Itupun terjadi di sesi kualifikasi bukan saat balapan. Yakni di Sachsenring, Jerman. Marquez meminta maaf kepada Vinales atas insiden tersebut. Tapi Vinales mengancam akan melakukan hal yang sama di lain waktu, karena pada akhirnya tidak ada sangsi atas perilaku berbahaya kompatriotnya itu.
Yang lebih aneh lagi, keduanya juga tidak pernah berdiri berbarengan di podium selama sembilan balapan. Ini belum pernah terjadi ketika mengingat kembali duel klasik sebelumnya antara Jorge Lorenzo-Marquez, atau Valentino Rossi- Casey Stoner.
SIMAK JUGA - MotoGP Tahun 2016 Diprediksi Bakal Lebih Sengit
Di posisi ketiga dan keempat klasemen, ada rider Ducati Andrea Dovizioso serta Valentino Rossi. Dovi hanya berselisih satu poin di belakang Vinales dan enam poin dari Marquez.
Secara mengejutkan, rider Italia tersebut merengkuh dua kemenangan beruntun di Italia dan Catalunya. Catatan istimewa untuk Ducati setelah era Stoner berakhir.
Di belakang Dovi ada Rossi yang terpisah hanya 10 poin dari Marquez. Di atas kertas, keempatnya memiliki peluang yang sama merengkuh gelar juara dunia tahun ini. Bahkan, jika nama Daniel Pedrosa (Repsol Honda) dimasukkan sebagai kandidat juara sekalipun. Pembalap Spanyol itu kini berselisih 26 dari rekan setimnya Marquez.
BACA JUGA - Hasil Klasemen Lengkap Pembalap MotoGP 2017
Duo Yamaha sedang bermasalah dengan memilih frame yang pas untuk mengatasi liarnya M1 saat memasuki tikungan. Dalam beberapa kesempatan tampak jelas jika frame tahun lalu, yang saat ini dipakai duo Tech3 Yamaha Johann Zarco dan Jonas Folger terbukti lebih ampuh.
Bahkan keduanya sukses meraih masing-masing satu podium kedua. Zarco di Le Mans, sedangkan Folger bertarung sengit dengan Marquez di Jerman.
Rossi sudah sejak awal musim ini meminta kembali menggunakan frame lama 2016. Tapi Yamaha tak mengijinkan. Yamaha adalah pabrikan yang punya filosofi bahwa teknologu terbarulah yang terbaik.
Tapi dari desas-desus di sekitar paddock MotoGP, Rossi sebenarnya sudah menggunakan frame 2016 sejak di Assen, Belanda dimana untuk kali pertama rider 38 tahun itu meraih kemenangan musim ini.
Setelah jedah musim ini dan ketika balapan kembali ke Brno duo rider Yamaha dipastikan sudah akan
menggunakan frame pilihannya masing-masing. Sebelumnya, Rossi dan Vinales berbeda pendapat dengan frame yang pernah dijajal pada uji coba di Catalunya Juni lalu.
Rossi mengaku senang dan memilih memakai frame baru (yang kemungkinan besar adalah frame 2016). Sedangkan Vinales memilih tetap menggunakan frame lamanya.
''Mereka akan menggunaka frame baru,'' ucap Bos Movistar Yamaha Lin Jarvis kepada Motorsport Magazine sebelum jedah musim panas. Tapi ketika menjawab pertanyaan tersebut Jarvis tampak tertawa ganjil seperti menyembunyikan sesuatu.
Akhir pekan ini, tiga rider Honda, Marquez, Pedrosa, dan Cal Crutchlow juga menjajal frame baru saat melakukan uji coba privat di Brno. Senjata baru itu diharapkan bisa mengatasi masalah akselerasi dan understeer yang membebat Marquez sepanjang paro musim pertama. Dia sudah 12 kali terjatuh hingga saat ini.
Meski begitu Marquez tak yakin Honda akan membawa pengembangan yang akan berdampak besar pada performanya musim ini. ''Tetapi, apapun hasilnya uji coba di jedah musim panas selalu menjadi ide yang bagus untuk pembalap dan juga pengembangan motor. Ini akan membuat pembalap tidak kehilangan pace setelah libur cukup lama,'' ungkap Marquez dilansir Motorsport.
Selisih yang tipis antara tiga pabrikan berbeda akan membuat pengembangan motor sepanjang musim panas ini sangat krusial. Siapa yang mampu menemukan solusi pada permasalahan mereka di paro pertama musim, dialah yang menjadi juara.
Yamaha boleh dibilang tampil lebih baik dari Honda sepanjang paro musim pertama. Meski demikian, mereka belum menemukan konsistensi yang diinginkan. Rossi sendiri mengakui jika bercokolnya Marquez di puncak klasemen saat ini bukan karena Honda tangguh, tapi lantaran Marquez mampu meminimalkan dampak buruk ketika performa mereka sedang buruk.
''Saat dia (Marquez) dalam masalah, dia kehilangan sedikit poin saja dibandingkan dengan kami saat mengalami masalah,'' aku Rossi.
Legenda hidup MotoGP tersebut menyatakan bahwa saat ini, lima pembalap teratas bertarung dalam level yang sama. Tidak ada yang lebih difavoritkan. ''Aku bahkan tidak akan menganggap remeh Pedrosa, karena posisinya tak terlalu jauh di belakang,'' tandasnya.
Jika melihat tren di sembilan balapan pembuka, penentuan juara dunia musim ini bisa jadi akan ditentukan juga oleh pembalap di luar lima besar. Ada beberapa rider yang punya pace setara dengan pembalap top.
Sebut saja duo Tech 3 Yamaha Johann Zarco dan Jonas Folger, lalu Danilo Petrucci (Pramac Ducati), Cal Crutchlow (LCR Honda) dan jangan lupa masih ada juara dunia tiga kali Jorge Lorenzo (Ducati). (cak/jpg/radartegal.com)
Seperti yang sudah diprediksi sejak uji coba pra musim tahun ini, pertarungan ketat memperebutkan posisi puncak klasemen pembalap mulai mengerucut pada dua rider. Mereka adalah jagoan baru Yamaha Maverick Vinales dan juara dunia tiga kali Marc Marquez. Keduanya hanya terpaut empat poin dengan Marquez sebagai pemuncak.
SIMAK JUGA - Jadwal MotoGP 2017 Trans7 Lengkap
Letak janggalnya adalah, meski hanya berselisih tipis di puncak klasemen, keduanya tak pernah sekalipun terlibat duel satu lawan satu di trek. Sudah sembilan balapan berlangsung, hanya sekali keduanya terlibat senggolan.
Itupun terjadi di sesi kualifikasi bukan saat balapan. Yakni di Sachsenring, Jerman. Marquez meminta maaf kepada Vinales atas insiden tersebut. Tapi Vinales mengancam akan melakukan hal yang sama di lain waktu, karena pada akhirnya tidak ada sangsi atas perilaku berbahaya kompatriotnya itu.
Yang lebih aneh lagi, keduanya juga tidak pernah berdiri berbarengan di podium selama sembilan balapan. Ini belum pernah terjadi ketika mengingat kembali duel klasik sebelumnya antara Jorge Lorenzo-Marquez, atau Valentino Rossi- Casey Stoner.
SIMAK JUGA - MotoGP Tahun 2016 Diprediksi Bakal Lebih Sengit
Di posisi ketiga dan keempat klasemen, ada rider Ducati Andrea Dovizioso serta Valentino Rossi. Dovi hanya berselisih satu poin di belakang Vinales dan enam poin dari Marquez.
Secara mengejutkan, rider Italia tersebut merengkuh dua kemenangan beruntun di Italia dan Catalunya. Catatan istimewa untuk Ducati setelah era Stoner berakhir.
Di belakang Dovi ada Rossi yang terpisah hanya 10 poin dari Marquez. Di atas kertas, keempatnya memiliki peluang yang sama merengkuh gelar juara dunia tahun ini. Bahkan, jika nama Daniel Pedrosa (Repsol Honda) dimasukkan sebagai kandidat juara sekalipun. Pembalap Spanyol itu kini berselisih 26 dari rekan setimnya Marquez.
BACA JUGA - Hasil Klasemen Lengkap Pembalap MotoGP 2017
Duo Yamaha sedang bermasalah dengan memilih frame yang pas untuk mengatasi liarnya M1 saat memasuki tikungan. Dalam beberapa kesempatan tampak jelas jika frame tahun lalu, yang saat ini dipakai duo Tech3 Yamaha Johann Zarco dan Jonas Folger terbukti lebih ampuh.
Bahkan keduanya sukses meraih masing-masing satu podium kedua. Zarco di Le Mans, sedangkan Folger bertarung sengit dengan Marquez di Jerman.
Rossi sudah sejak awal musim ini meminta kembali menggunakan frame lama 2016. Tapi Yamaha tak mengijinkan. Yamaha adalah pabrikan yang punya filosofi bahwa teknologu terbarulah yang terbaik.
Tapi dari desas-desus di sekitar paddock MotoGP, Rossi sebenarnya sudah menggunakan frame 2016 sejak di Assen, Belanda dimana untuk kali pertama rider 38 tahun itu meraih kemenangan musim ini.
Setelah jedah musim ini dan ketika balapan kembali ke Brno duo rider Yamaha dipastikan sudah akan
menggunakan frame pilihannya masing-masing. Sebelumnya, Rossi dan Vinales berbeda pendapat dengan frame yang pernah dijajal pada uji coba di Catalunya Juni lalu.
Rossi mengaku senang dan memilih memakai frame baru (yang kemungkinan besar adalah frame 2016). Sedangkan Vinales memilih tetap menggunakan frame lamanya.
''Mereka akan menggunaka frame baru,'' ucap Bos Movistar Yamaha Lin Jarvis kepada Motorsport Magazine sebelum jedah musim panas. Tapi ketika menjawab pertanyaan tersebut Jarvis tampak tertawa ganjil seperti menyembunyikan sesuatu.
Akhir pekan ini, tiga rider Honda, Marquez, Pedrosa, dan Cal Crutchlow juga menjajal frame baru saat melakukan uji coba privat di Brno. Senjata baru itu diharapkan bisa mengatasi masalah akselerasi dan understeer yang membebat Marquez sepanjang paro musim pertama. Dia sudah 12 kali terjatuh hingga saat ini.
Meski begitu Marquez tak yakin Honda akan membawa pengembangan yang akan berdampak besar pada performanya musim ini. ''Tetapi, apapun hasilnya uji coba di jedah musim panas selalu menjadi ide yang bagus untuk pembalap dan juga pengembangan motor. Ini akan membuat pembalap tidak kehilangan pace setelah libur cukup lama,'' ungkap Marquez dilansir Motorsport.
Selisih yang tipis antara tiga pabrikan berbeda akan membuat pengembangan motor sepanjang musim panas ini sangat krusial. Siapa yang mampu menemukan solusi pada permasalahan mereka di paro pertama musim, dialah yang menjadi juara.
Yamaha boleh dibilang tampil lebih baik dari Honda sepanjang paro musim pertama. Meski demikian, mereka belum menemukan konsistensi yang diinginkan. Rossi sendiri mengakui jika bercokolnya Marquez di puncak klasemen saat ini bukan karena Honda tangguh, tapi lantaran Marquez mampu meminimalkan dampak buruk ketika performa mereka sedang buruk.
''Saat dia (Marquez) dalam masalah, dia kehilangan sedikit poin saja dibandingkan dengan kami saat mengalami masalah,'' aku Rossi.
Legenda hidup MotoGP tersebut menyatakan bahwa saat ini, lima pembalap teratas bertarung dalam level yang sama. Tidak ada yang lebih difavoritkan. ''Aku bahkan tidak akan menganggap remeh Pedrosa, karena posisinya tak terlalu jauh di belakang,'' tandasnya.
Jika melihat tren di sembilan balapan pembuka, penentuan juara dunia musim ini bisa jadi akan ditentukan juga oleh pembalap di luar lima besar. Ada beberapa rider yang punya pace setara dengan pembalap top.
Sebut saja duo Tech 3 Yamaha Johann Zarco dan Jonas Folger, lalu Danilo Petrucci (Pramac Ducati), Cal Crutchlow (LCR Honda) dan jangan lupa masih ada juara dunia tiga kali Jorge Lorenzo (Ducati). (cak/jpg/radartegal.com)